JAKARTA - Aplikasi konferensi video telah populer sejak lama. Namun karena kebijakan physical distancing untuk bekerja dari rumah tampaknya aplikasi tersebut tampaknya lebih banyak digunakan.
Untuk mengurangi kontak fisik di tengah pandemi virus corona (COVID-19) banyak perusahaan di dunia telah menerapkan sistem bekerja dari rumah dan memanfaatkan aplikasi konferensi video untuk melakukan meeting online.
Dilansir dari laman Helical Inc, Senin (6/4/2020) Skype milik Microsoft mungkin menjadi salah satu aplikasi konferensi video paling populer. Sekarang sudah banyak aplikasi panggilan video yang bisa menjadi alternatif. Misalnya Zoom yang penggunanya naik sejak awal 2020 ditengah pandemi virus corona.
Meskipun telah memudahkan pengguna untuk melakukan panggilan video jarak jauh. Aplikasi video konferensi juga memiliki kerentanan keamanan. Ada banyak contoh penjahat cyber yang mengumpulkan data vital dengan meretas aplikasi konferensi ini dan kebutuhan mendesak untuk mengamankan konferensi video.
Misalnya peretas menggunakan tautan undangan konferensi yang ternyata berisi malware. Oleh sebab itu, pengguna harus hati-hati dengan tautan undangan.
Peretas dapat merekam konferensi video. Oleh karena itu, memilih perangkat lunak konferensi video yang sah sangat penting.
Banyak penyedia besar mengklaim bahwa mereka mendukung enkripsi end-to-end tetapi klaim ini bisa menyesatkan dan komunikasi video seringkali tidak dienkripsi ujung ke ujung.
Sebagai contoh, baru-baru ini dilaporkan bahwa klaim Zoom dari enkripsi end-to-end menyesatkan karena sebenarnya hanya memiliki enkripsi layer transport, dan tidak mendukung enkripsi end-to-end untuk konten video dan audio.
Ini berarti bahwa siapa pun di dalam Zoom, atau siapa pun yang mendapatkan akses ke konten audio dan video melalui Zoom, peretas akan memiliki akses ke konten yang tidak dienkripsi.
Tidak seperti meretas ke email atau komputer, peretasan kejahatan dunia maya ke dalam aplikasi konferensi video dapat menyelidiki dan mencuri identitas. Seperti misalnya peretas secara diam-diam menelusuri informasi bisnis rahasia atau data pribadi yang dapat digunakan untuk rekayasa sosial.
Lebih dari itu peretas mampu mengamati bagaimana target mereka berbicara dan perilakunya, yang kemudian dapat digunakan untuk peniruan identitas dan pencurian identitas.
Oleh sebab itu, pengguna perlu untuk meningkatkan keamanan saat melakukan konferensi video. Kemudian, pengguna juga harus berpikir ulah untuk menampilkan gambar, video, dokumen, atau aplikasi sensitif atau rahasia yang dibuka secara bersamaan yang dapat secara tidak sengaja diekspos.
Bahkan untuk informasi rahasia yang dimaksudkan untuk dibagikan pada panggilan video, lebih baik bagi anggota tim untuk secara mandiri melihat dokumen dari aplikasi berbagi file yang aman dibandingkan menampilkan di layar.
(amr)
Teknologi - Terbaru - Google Berita
April 06, 2020 at 11:47AM
https://ift.tt/3dWAIOz
Tengah Populer, Aplikasi Konferensi Video Berpotensi Diretas Hacker - Okezone
Teknologi - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2ZG5aJj
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tengah Populer, Aplikasi Konferensi Video Berpotensi Diretas Hacker - Okezone"
Post a Comment